Rabu, 28 Januari 2015
4.6 J I T (Just In Time)
J I T (Just In Time)
Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang
dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai
waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan
yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu
menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai
kehendak konsumen tepat waktu. Untuk mencapai sasaran dari
sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang
dibutuhkan/diminta konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya
pemeliharaan maupun menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun
barang.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Just_In_Time_%28JIT%29
, http://ilfen.blogspot.com/2012/11/makalah-siklus-pengeluaran.html
4.5 M R P (Material Requirement Planning)
M R P (Material Requirement Planning)
MRP adalah suatu
konsep dalam manajemen produksi yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan
kebutuhan barang dalam proses produksi, sehingga barang yang dibutuhkan dapat
tersedia sesuai dengan yang direncanakan.
Berdasarkan uraian
diatas penulis cenderung mengambil judul “ Pengendalian persediaan
dengan sistem Material Requirement Planning”
1.2. Perumusan Masalah
Setelah meninjau
uraian latar belakang diatas maka dalam penulisan makalah ini penulis cenderung
membahas masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana
pengendalian persediaan dengan sistem atau metode Material Requirement Planning
pada suatu perusahaan?
1.3.
Pembatasan Masalah
Dalam penulisan
makalah ini hanya akan membahas masalah pengendalian persediaan dengan sistem
atau metode Material Requirement Planning.
1.4. Tujuan
dan kegunaan
1.4.1.
Tujuan
Tujuan daripada
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengendalian persediaan dengan
metode Material Requirement Planning pada suatu perusahaan
1.4.2.
Kegunaan
Penulisan makalah
ini dapat menambah wawasan berpikir dan dapat melatih penulis untuk menulis
suatu karya ilmiah yang baik di masa yang akan datang serta dapat memberikan
manfaat yang baik bagi penulis berikutnya sebagai bahan pembanding dan
referensi untuk penulisan sejenis atau yang relevan.
Pengendalian
Persediaan dengan metode Material Requirement Planning
Pengendalian
persediaan merupakan langkah penting dalam manajemen persediaan untuk melakukan
perhitungan berupa jumlah optimal tingkat persediaan yang harus
ada serta waktu pemesanan kembali. Pengaturan dan
pengawasan terhadap material barang dalam proses dan barang jadi merupakan
bagian penting dalam sistem produksi.
MRP adalah salah
satu terobosan besar bagi dunia industri dalam mengatur bahan-bahan material
yang dibutuhkan untuk proses produksi. Karena dengan MRP perusahaan dapat
mengefisiensikan gudang dan sekaligus mencegah kemungkinan kehabisan bahan
material. Semua proses pengaturan untuk bahan material yang dibutuhkan hanya
dengan memasukkan data yang dibutuhkan dan software MRP yang akan memproses
semuanya. Fasilitas yang disediakan adalah proses pengisian dan pemesanan data
dealer penjualan dan supplier material. Konsep MRP adalah mempermudah
pengaturan bahan material. Oleh karena itu direncanakan software dengan konsep
user friendly dan fasilitas yang benar-benar mempermudah dan mampu meningkatkan
efisiensi para pengguna.
Perencanaan
kebutuhan material atau sering dikenal dengan Material Requirement
Planning (MRP) adalah suatu sistem informasi yang terkomputerisasi
untuk mengatur persediaan permintaan yang dependent dan mengatur jadwal
produksi. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi tingkat persediaan dan
meningkatkan produktivitas. Terdapat dua hal penting dalam MRP yaitu lead time,
dan berapa banyaknya jumlah material yang siap dipesan
Dengan metode MRP
dapat memesan sejumlah barang atau persediaan sesuai dengan jadwal produksi,
maka tidak akan ada pembelian barang walaupun persediaan telah berada pada
tingkat terendah. MRP dapat mengatasi masalah-masalah kompleks dalam persediaan
yang memproduksi banyak produk. Masalah yang ditimbulkannya antara lain
kebingungan inefisiensi, pelayanan yang tidak memuaskan konsumen, dll.
Penentuan kebutuhan
material yang pasti dalam proses produksi akan meminimalkan kerugian yang
timbul dalam kaitannya dengan persediaan. Dengan menggunakan metode MRP untuk
melakukan penjadwalan produksi, maka perusahaan akan menentukan secara tepat
perencanaan tanggal penyelesaian pekerjaan yang realistik, pekerjaan dapat
selesai tepat pada waktunya, janji kepada konsumen dapat ditepati dan waktu
tengang pemesanan dapat dikurangi.
Sumber :
4.4 Metode Pengendalian Persediaan EOQ
Metode Pengendalian Persediaan EOQ
EOQ (Economic Order Quantity) adalah suatu model yang menyangkut tentang pengadaan atau persediaan bahan baku pada suatu perusahaan. Setiap perusahaan industri pasti memerlukan bahan baku demi kelancaran proses bisnisnya, bahan baku tersebut diperoleh dari supplier dengan suatu perhitungan tertentu. Dengan menggunakan perhitungan yang ekonomis tentunya suatu perusahaan dapat menentukan secara teratur bagaimana dan berapa jumlah material yang harus disediakan. Ketidakteraturan penjadwalan akan memberikan dampak pada biaya persediaan karena menumpuknya persediaan di gudang. Dengan demikian pengelolahan atau pengaturan bahan baku merupakan salah satu hal penting dan dapat memberikan keuntungan pada perusahaan.
Economic Order
Quantity pertama kali dikembangkan oleh
F. W. Haris pada tahun 1915 dengan mengembangkan formula kuantitas pesanan
ekonomis.
Ø Definisi Menurut Prof. Dr. Bambang Rianto
Economic Order
Quantity adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya
minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal.
Ø Definisi Menurut Drs. Agus Ahyadi
Economic Order
Quantity adalah jumlah pembelian bahan baku yang dapat memberikan minimalnya
biaya persediaan.
Dari dua definisi
diatas, dapat disimpulkan bahwa EOQ merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengoptimalkan pembelian bahan baku yang dapat menekan biaya-biaya persediaan
sehingga efisiensi persediaan bahan dalam perusahaan dapat berjalan dengan
baik.
Penggunaan metode
EOQ dapat membantu suatu perusahaan dalam menentukan jumlah unit yang dipesan
agar tercapai biaya pemesanan dan biaya persediaan seminimal mungkin.
Model EOQ
Model EOQ adalah suatu rumusan untuk menentukan kuantitas
pesanan yang akan meminimumkan biaya persediaan. Dalam dunia nyata, pada
umunnya perusahaan menggunakan lebih dari satu unit item dalam persediaannya,
sangat jarang perusahaan yang menggunakan satu unit item saja. Model statis EOQ
multi item merupakan model EOQ untuk pembelian bersama (join purchase) beberapa
item. Model EQO multi item merupakan lanjutan dari model EOQ single-item.
Asumsi Model EOQ
Dalam penentuan
model EOQ terdapat beberapa asumsi-asumsi, diantaranya adalah :
Ø Jumlah kebutuhan bahan baku sudah dapat ditentukan
terlebih dahulu secara pasti untuk penggunaan satu tahun atau satu periode.
Ø Penggunaan bahan baku relatif stabil dalam satu
tahun atau satu periode.
Ø Harga bahan baku konstan selama periode tertentu.
Ø Lead Time tetap.
Ø Tidak terjadi stockout.
Asumsi-asumsi diatas
dilakukan untuk mempermudah dalam perhitungan penjadwalan pemesanan bahan
dengan metode EOQ (Economic Order Quantity)
Sumber
: http://tongke1.blogspot.com/2011/02/pengendalian-persediaan.html
4.3 Dokumen yang di Gunakan dari Siklus Pengeluaran
Dokumen yang di Gunakan dari Siklus Pengeluaran
Dokumen yang digunakan dalam sistem
akuntansi pemebelian ini terdiri atas:
1. Permintaan
Barang (Material requisition atau Purchase requisition)
Dokumen awal dalam siklus pengeluaran
yang mengotorisasi penempatan pesanan barang atau jasa.
2. Penawaran Barang (Qutation)
2. Penawaran Barang (Qutation)
Dokumen yang digunakan dalam prosedur
persaingan tawar-menawar, menunjukkan barang dan jasa yang dibutuhkan dan harga
pesaingnya, syarat, dan lain sebagainya.
3. Pemesanan Barang (Purchase Order)
3. Pemesanan Barang (Purchase Order)
Dokumen ini mencantumkan dekripsi,
kualitas dan kuantitas atau informasi lain atas barang atau jasa yang hendak
dibeli.
4. Bukti Penerimaan
Barang (Delivery Receipt)
Dokumen yang menunjukkan tanggal
barang diterima, nomor purchase order, kode dan nama barang, banyaknya barang
yang diterima dan identitas.
5. Faktur Penjualan (Invoice)
5. Faktur Penjualan (Invoice)
Dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas
barang yang dijual, harga termasuk ongkos angkut, asuransi, syarat pembayaran,
dan data lain yang relevan.
Prosedur transaksi pembelian mencangkup:
· Bagian gudang
mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian
· Bagian
pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok.
· Bagian pembelian
menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan pemilihan pemasok.
· Bagian
pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
· Bagian
penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh pemasok.
· Bagian
penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan.
· Bagian
penerimaan melaporkan penerimaan barang kepada bagian akuntansi.
· Bagian akuntansi
menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktur dari pemasok
tersebut, bagian akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi
pembelian.
sumber :
http://ilfen.blogspot.com/2012/11/makalah-siklus-pengeluaran.html#sthash.p9nHWZ2e.dpuf
4.2 Bagian - Bagian Terkait Siklus Pengeluaran beserta Tugas dan Fungsinya
Bagian - Bagian Terkait Siklus Pengeluaran
beserta Tugas dan Fungsinya
Sistem Manual Pengeluaran Kas:
- Bagian utang usaha
Proses pengeluaran kas dimulai dalam bagian utang usaha. Staf
administrasi bagian utang usaha meninjau file voucher utang terbuka atau utang
usaha untuk melihat berbagai dokumen yang jatuh tempo dan mengirim voucher
serta dokumen pendukungnya (permintaan, pembelian, pesanan pembelian, laporan
penerimaan, dan faktur) ke bagian pengeluaran kas.
- Bagian pengeluaran kas
Staf administrasi bagian pengeluaran kas menerima paket voucher
dan meninjau berbagai dokumen untuk melihat kelengkapan dan akurasi
administratifnya. Untuk tiap pengeluaran, staf administrasi tersebut membuat
cek tiga salinan dan mencatat nomor cek, jumlah uangnya, nomor voucher, serta
data lain yang terkait dalam daftar cek yang juga disebut jurnal pengeluaran
kas.
- Bagian buku besar
Staf administrasi bagian buku besar menerima voucher jurnal
pengeluaran kas dan ikhtisar akun dari bagian utang usaha. Angka dalam voucher
menunjukkan pengurangan total dalam kewajiban perusahaan dan akun kas sebagai
akibat dari pembayaran ke pemasok. staf administrasi bagian buku besar mencatat
ke akun pengendali utang usahadan akun kas dalam buku besar serta
merekonsiliasi akun pengendali utang usaha dengan iktisar buku pembantu utang
usaha. Pekerjaan ini mengakhiri prosedur pengeluaran kas.
Tugas Per divisi:
· Departemen
Persediaan
1. Mengecek persediaan
2. Mencatat persediaan
yang rusak
3. Membuat daftar
persediaan barang rusak dan mengumpulkan barang yang rusak.
4. Menyerahkan ke
bagian manajer persediaan
· Manajer
Persediaan:
1. Melakukan
pengecekkan
2. Departemen Pembelian
3. Membuat surat retur
dan menyerahkan ke supplier Supplier
4. Menyiapkan barang
retur / uang pengganti barang retur
5. Menyiapkan bukti
pengembalian retur
· Bagian
penerimaan:
1. Mengecek barang retur
2. Mencatat penerimaan barang retur
3. Membuat laporan penerimaan retur dan
menyerahkan barang ke bagian persediaan
· Bagian
persediaan
1. Melakukan
pengecekan kembali
2. Manajer
Persediaan
3. Membuat
catatan penerimaan barang retur
4. Menyerahkan
laporan ke bagian akuntansi
· Bagian
Akuntansi
1. Membuat laporan
penerimaan barang retur
· Pimpinan
1. Memeriksa
dan megesahkan laporan penerimaan barang retur
Fungsi Siklus Pengeluaran
Fungsi Siklus Pengeluaran
Fungsi dari Siklus Pengeluaran itu sendiri terdiri dari:
1. Mengetahui kebutuhan
akan barang tersebut.
2. Menempatkan Pesanan,
Menerima dan menyimpan barang.
3. Memastikan validitas
kewajiban pembayaraan.
4. Menyiapkan
pengeluaran kas.
5. Mengelola utang
usaha.
6. Memposkan transaksi
ke dalam buku besar umum.
7. Menyiapkan laporan
keuangan dan laporan manajemen yang diperlukan.
SUMBER :
http://akbunhi.blogspot.com/2014/01/sistem-informasi-akuntansi-siklus.html
http://mudahbelajargrammar.blogspot.com/2012/11/pengertian-siklus-pengeluaran.html
4.2 Bagian - Bagian Terkait Siklus Pengeluaran beserta Tugas dan Fungsinya
Bagian - Bagian Terkait Siklus Pengeluaran
beserta Tugas dan Fungsinya
Sistem Manual Pengeluaran Kas:
- Bagian utang usaha
Proses pengeluaran kas dimulai dalam bagian utang usaha. Staf
administrasi bagian utang usaha meninjau file voucher utang terbuka atau utang
usaha untuk melihat berbagai dokumen yang jatuh tempo dan mengirim voucher
serta dokumen pendukungnya (permintaan, pembelian, pesanan pembelian, laporan
penerimaan, dan faktur) ke bagian pengeluaran kas.
- Bagian pengeluaran kas
Staf administrasi bagian pengeluaran kas menerima paket voucher
dan meninjau berbagai dokumen untuk melihat kelengkapan dan akurasi
administratifnya. Untuk tiap pengeluaran, staf administrasi tersebut membuat
cek tiga salinan dan mencatat nomor cek, jumlah uangnya, nomor voucher, serta
data lain yang terkait dalam daftar cek yang juga disebut jurnal pengeluaran
kas.
- Bagian buku besar
Staf administrasi bagian buku besar menerima voucher jurnal
pengeluaran kas dan ikhtisar akun dari bagian utang usaha. Angka dalam voucher
menunjukkan pengurangan total dalam kewajiban perusahaan dan akun kas sebagai
akibat dari pembayaran ke pemasok. staf administrasi bagian buku besar mencatat
ke akun pengendali utang usahadan akun kas dalam buku besar serta
merekonsiliasi akun pengendali utang usaha dengan iktisar buku pembantu utang
usaha. Pekerjaan ini mengakhiri prosedur pengeluaran kas.
Tugas Per divisi:
· Departemen
Persediaan
1. Mengecek persediaan
2. Mencatat persediaan
yang rusak
3. Membuat daftar
persediaan barang rusak dan mengumpulkan barang yang rusak.
4. Menyerahkan ke
bagian manajer persediaan
· Manajer
Persediaan:
1. Melakukan
pengecekkan
2. Departemen Pembelian
3. Membuat surat retur
dan menyerahkan ke supplier Supplier
4. Menyiapkan barang
retur / uang pengganti barang retur
5. Menyiapkan bukti
pengembalian retur
· Bagian
penerimaan:
1. Mengecek barang retur
2. Mencatat penerimaan barang retur
3. Membuat laporan penerimaan retur dan
menyerahkan barang ke bagian persediaan
· Bagian
persediaan
1. Melakukan
pengecekan kembali
2. Manajer
Persediaan
3. Membuat
catatan penerimaan barang retur
4. Menyerahkan
laporan ke bagian akuntansi
· Bagian
Akuntansi
1. Membuat laporan
penerimaan barang retur
· Pimpinan
1. Memeriksa
dan megesahkan laporan penerimaan barang retur
Fungsi Siklus Pengeluaran
Fungsi Siklus Pengeluaran
Fungsi dari Siklus Pengeluaran itu sendiri terdiri dari:
1. Mengetahui kebutuhan
akan barang tersebut.
2. Menempatkan Pesanan,
Menerima dan menyimpan barang.
3. Memastikan validitas
kewajiban pembayaraan.
4. Menyiapkan
pengeluaran kas.
5. Mengelola utang
usaha.
6. Memposkan transaksi
ke dalam buku besar umum.
7. Menyiapkan laporan
keuangan dan laporan manajemen yang diperlukan.
SUMBER :
http://akbunhi.blogspot.com/2014/01/sistem-informasi-akuntansi-siklus.html
http://mudahbelajargrammar.blogspot.com/2012/11/pengertian-siklus-pengeluaran.html