Sabtu, 27 Desember 2014
3.4 FLOWCHART APLIKASI SIKLUS PENDAPATAN
Flowchart Aplikasi Siklus Pendapatan dan
Penjelasannya
Dalam siklus pendapatan, ada dua transaksi kunci yaitu penjualan kredit
yang akan menghasilkan piutang dagang, dan penjualan tunai. Pembahasan lebih
jauh akan sering membahas masalah penjualan kredit. Namun perlu untuk
mengetahui penjualan secara tunai. Perbedaan secara signifikan antara proses
penjualan tunai dan penjualan kredit adalah tidak adanya pencatatan asset
sebelumnya (piutang dagang) pada proses penjualan tunai. Pembuatan dokumen awal
dari penjualan tunai merupakan poin utama pada system pengendalian. Ketika
pencatatan telah disiapkan, maka penjualan tunai menjadi subjek pengendalian
akuntansi.
Flowchart Manual
Meskipun tidak ada dua
organisasi yang identik, tetapi sebagian besar mengalami jenis kejadian ekonomi
yang serupa.Berikut contoh bagan arus (flowchart) manual yang sangat sederhana
pada gambar di bawah ini :
Entri Pesanan Penjualan
Siklus pendapatan dimulai dengan penerimaan
pesanan dari para pelanggan. Departeman bagian pesanan penjualan, yang
bertanggung jawab pada wakil direktur utama bagian pemasaran, melakukan proses
entri pesanan penjualan. Entri pesanan penjualan mencakup tiga tahap: mengambil
pesanan dari pelanggan, memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan, serta
memeriksa ketersediaan persediaan dan juga menjawab permintaan pelanggan.
a. Mengambil pesanan pelanggan
Pesanan pelanggan dapat diterima
dalam berbagai cara: di toko, melalui surat, melalui telepon, melalui web site,
atau melalui tenaga penjualan di lapangan. Salah satu cara untuk meningkatkan
efisiensi entri pesanan penjualan adalah dengan mengizinkan para pelanggan
untuk memasuki data pesanan penjualan sendiri. Hal ini secara otomatis akan
tercapai untuk penjualan melalui web site, tetapi hal ini juga dapat dicapai
baik dalam penjualan melalui toko maupun surat.
b. Persetujuan kredit
Sebagian besar penjualan
antarperusahaan (business-to-business sales) dilakukan secara kredit.
Penjualan secara kredit harus disetujui sebelum diproses. Bagi pelanggan lama
dengan catatan pembayaran yang baik, pemeriksaan kredit formal untuk setiap
penjualan biasanya tidak dibutuhkan. Pada kasus semacam ini, menyetujui kredit
bagi pelanggan melibatkan pemeriksaan file induk pelanggan untuk memverifikasi
saldo yang ada, mengidentifikasi batas kredit pelanggan, dan memverifikasi
bahwa jumlah pesanan tersebut ditambah dengan saldo rekening yang tidak melebihi
batas kredit ini. Proses ini dapat diotomatisasikan dengan menggunakan
pemeriksaan edit lainnya selama proses entri pesanan, yaitu pemeriksaan batas.
Otorisasi khusus untuk menyetujui kredit digunakan
bagi para pelanggan baru, ketika sebuah pesanan melebihi batas kredit pelanggan
tersebut, atau ketika pelanggan tersebut memiliki saldo lewat jatuh tempo yang
belum dibayar. Otorisasi jenis ini harus dilakukan oleh manajer bagian kredit.
c. Memeriksa ketersediaan persediaan
Langkah berikutnya adalah
menetapkan apakah tersedia cukup persediaan untuk memenuhi pesanan tersebut,
agar pelanggan dapat diinformasikan mengenai perkiraan tanggal pengiriman.
Apabila tersedia cukup banyak
persediaan untuk memenuhi pesanan tersebut, pesanan penjualan tersebut
dilengkapi dan kolom jumlah yang tersedia dalam file persediaan untuk setiap
barang dikurangi sejumlah barang yang dipesan.
Ketika ketersediaan persediaan
telah dipastikan, sistem tersebut kemudian akan membuat kartu pengambilan barang
(picking ticket) yang berisi daftar jenis barang-barang, dan jumlah
setiap jenis barang, yang dipesan pelanggan. Kartu pengambilan memberikan
otorisasi bagi bagian pengawasan persediaan untuk melepaskan barang dagangan ke
bagian pengiriman.
d. Menjawab permintaan pelanggan
Pelayanan pelanggan adalah hal
yang begitu penting hingga perusahaan-perusahaan mengunakan software khusus,
yang disebut sistem manajemen pelayanan pelanggan (Customer Relationship
Management-CRM), untuk mendukung proses penting ini. Sistem CRM membantu
mengatur data terinci mengenai para pelanggan hingga data tersebut dapat
digunakan untuk memfasilitasi layanan yang lebih efisien serta personal.
Tujuan dari CRM adalah untuk
mempertahankan pelanggan. Sistem CRM seharusnya dilihat sebagai suatu cara
untuk meningkatkan pelayanan pelanggan yang diberikan. Tujuannya adalah untuk
mengubah pelanggan yang loyal menjadi pelanggan yang puas dengan cara
memperdalam hubungan tersebut.
Sumber :
http://my-dream-my.blogspot.com/2011/12/siklus-pendapatan.html
3.3 FORMULIR(DOKUMEN) YANG DIGUNAKAN DAN DESSKRIPSINYA
Document (Formulir) yang Digunakan dan
Deskripsinya
Dokumen (Formulir)
Perusahaan yang masih
menyelenggarakan sistemnya secara manual, dokumen sumbernya adalah:
- Formulir pesanan penjualan
(sales order). Formulir pesanan penjualan juga dapat dijadikan dokumen
pengiriman, karena memang dapat dipakai sebagai otorisasi untuk mengirim
barang. Bahkan menjadi dokumen penagihan. Contoh gambar :
- Formulir permintaan barang
(sales order). dibuat oleh bagian penjualan, meminta bagian gudang untuk
mengeluarkaan barang. Contoh gambar :
- Daftar pengiriman barang
(packing list). Dokumen ini menyertai barang yang dikirim.
- Dokuemen pengangkutan (bill
of lading).Dokumen ini merupakan bukti pengiriman barang melalui pihak ketiga
(biro pengangkutan barang)
- Pemberitahuan pengiriman
barang. Untuk memberi layanan yang baik, perusahaan seringkali memberitahu
pembelian barang telah dikirim.
- Faktur penjualan
(invoice),merupakan dokumen yang sangat penting dalam siklus pendapatan, karena
berisi sejumlah uang yang akan diterima.
- Bukti pembayaran. adalah
dokumen yang digunakan oleh pembeli
- Slip deposit (bukti setor),
merupakan bukti penyetoran uang ke bank.
- Formulir pesanan susulan
(Back order). Formulir ini dibuat bila barang yang dipesan oleh pembeli tidak
semuanya bisa dipenuhi oleh perusahaan.
- Cash Register yang
dihasilkan oleh mesin register digunakan sebagai bukti penjualan kas.
- Memo Kredit, diperlukan
untuk menerima kembali barang dagangan yang dikembalikan sesuai kesepakatan.
- Memo debet, diperlukan jika
terjadi kelebihan barang yang dikirim, disepakati untuk dibayar.
Sumber :
http://vanandrianto.wordpress.com/2011/10/22/siklus-pendapatan-sia/
3.2 BAGIAN DAN TUGAS BESERTA FUNGSI SIKLUS PENDAPATAN
Bagian dan Tugas (Aktivitas) Beserta Fungsi Siklus
Pendapatan
Empat dasar siklus pendapatan pada aktivitas bisnis :
– Sales order entry (penjualan order entry)
– Shipping (pengiriman)
– Billing and accounts receivable (penagihan dan piutang)
– Cash collections (koleksi kas)
a. Entri pesanan penjualan /
sales order entry
Siklus pendapatan dimulai dari penerimaan pesanan dari para
pelanggan. Departemen bagian pesanan penjualan, melakukan proses memasukkan
pesanan penjualan. Dokumen yang dibuat dalam proses memasukkan pesanan penjualan
(sales order). Proses memasukan pesanan penjualan mencakup tiga tahap :
Ø Menerima order pelanggan
Ø Memeriksa kemudian persetujuan kredit pelanggan
Ø Memeriksa ketersediaan persediaan
Ø Menjawab permintaan pelanggan
b. Pengiriman
barang / shipping
Aktivitas
dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan pelanggan dan
mengirimkan barang dagangan yang dinginkan tersebut. Proses ini terdiri dari
dua tahap :
Ø Mengambil dan mengepak pesanan
Ø Mengiri pesanan tersebut beserta dokumen pengiriman
(surat jalan).
Departemen bagian perdagangan dan pengiriman melakukan aktivitas
ini.
c. Penagihan
dan piutang usaha / billing
Aktivitas dasar ketiga dalam siklus pendapatan melibatkan
penagihan ke para pelanggan dan memelihara data piutang usaha. Serta pemrosesan
informasi dan peringkasan informasi dari aktivitas pemrosesan order dan
pengiriman barang. Informasi berasal dari departemen pengiriman (jenis dan
kuantitas barang yang dikirim) dan departemen penjualan (harga penjualan).
Prosesnya :
Ø Penagihan ke para pelanggan
Dokumen
dasar yang dibuat dalam proses penagihan adalah faktur penjualan.
Ø Pemeliharaan data piutang usaha
Dua cara
dasar untuk memelihara data piutang usaha : Metode faktur terbuka:
pelanggan membayar sesuai jumlah setiap faktur penjualan dan Metode
pembayaran gabungan: pelanggan membayar sesuai jumlah yang diperlihatkan
laporan bulanan.
Ø Pengecualian : Penyesuaian rekening dan penghapusan
d. Penagihan
kas / cash collection
Langkah
terakhir dari siklus pendapatan adalah menerima pembayaran. Yang melakukan
aktivitas ini adalah kasir. Prosesnya :
Ø Menangani kiriman uang pelanggan
Ø Menyimpannya ke bank
Tujuan (Fungsi) siklus pendapatan :
1. Mencatat order penjualan
dengan cepat & akurat.
2. Memeriksa kelayakan kredit
pelanggan.
3. Mengirimkan produk atau
jasa sesuai hari yang ditentukan.
4. Melakukan penagihan dengan
tepat waktu dan akurat.
5. Mencatat dan
mengklasifikasikan penerimaan kas dengan cepat dan akurat.
6. Posting penjualan dan
penerimaan kas pada buku pembantu piutang yang sesuai.
7. Mengamankan produk sampai
barang dikirim.
8. Mengamankan kas sampai
didepositokan.
Sumber :
http://cnuraini.mhs.uksw.edu/2013/06/siklus-pendapatan.html
3.1 DEFINISI SIKLUS PENDAPATAN
Definisi Siklus Pendapatan :
“Siklus pendapatan adalah pertukaran langsung dari produk akhir
dan jasa menjadi kas dalam satu kali transaksi antara penjual dan pembeli.
Jadi, suatu rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi
terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para
pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan
tersebut.”
Siklus pendapatan ini berasal dari organisasi ekonomi, baik yang
berorientasi laba maupun nirlaba, menghasilkan pendapatan melalui proses bisnis
yang membentuk siklus pendapatanya.
Siklus pendapatan yang lebih rumit, saat memperoses penjulan
melalui kredit. Bisa terdapat perbedaan beberapa hari atau minggu antara saat
terjadinya penjualan dengan saat penerimaan uang tunai. Jeda waktu ini membagi
transaksi pendapatan ke dalam dua tahap :
(1) tahap fisik, yang mencakup pemindahan aktivitas atau jasa
dari penjual ke pembeli, dan
(2) tahap keuangan, yang mencakup penerimaan kas oleh penjual
dalam piutang dagangan.
Tetapi dengan alasan kenyamanan pemrosesan, kebanyakan
perusahaan memperlakukan setiap tahap sebagai transaksi yang terpisah . Jadi
siklus pendapatan sebenarnya terdiri atas dua subsistem utama, yaitu :
(1) subsistem prosesnya pesanan penjualan dan
(2) subsistem penerimaan kas.
Tujuanya yaitu untuk menyediakan produk yang tepat
pada lokasi pasar yang tepat, dilakukan pada waktu yang tepat, untuk
harga yang tepat (the right product in the right place at he right
time for the right price).
Sumber :
http://cnuraini.mhs.uksw.edu/2013/06/siklus-pendapatan.html
Minggu, 26 Oktober 2014
2.5 Control Objective for Information & Related Technology (COBIT)
Control Objective for Information & Related Technology (COBIT)
Control Objective for Information & Related Technology (COBIT) adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis IT (Sasongko, 2009).
COBIT mendukung tata kelola TI dengan menyediakan kerangka kerja untuk mengatur keselarasan TI dengan bisnis. Selain itu, kerangka kerja juga memastikan bahwa TI memungkinkan bisnis, memaksimalkan keuntungan, resiko TI dikelola secara tepat, dan sumber daya TI digunakan secara bertanggung jawab (Tanuwijaya dan Sarno, 2010).
COBIT merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework IT audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang tersebar di hampir seluruh negara. Dimana di setiap negara dibangun chapter yang dapat mengelola para profesional tersebut.
1. Kerangka Kerja COBIT
Kerangka kerja COBIT terdiri atas beberapa arahan/pedoman, yakni:
- Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam 4 domain, yaitu : Planning & Organization , Acquisition & Implementation , Delivery & Support , dan Monitoring & Evaluation.
- Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikanmanagement assurance dan/atau saran perbaikan.
- Management Guidelines
Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang mesti dilakukan, terutama agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
v Sejauh mana TI harus bergerak atau digunakan, dan apakah biaya TI yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang dihasilkannya.
v Apa saja indikator untuk suatu kinerja yang bagus.
v Apa saja faktor atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai sukses ( critical success factors ).
v Apa saja risiko-risiko yang timbul, apabila kita tidak mencapai sasaran yang ditentukan.
v Bagaimana dengan perusahaan lainnya, apa yang mereka lakukan.
v Bagaimana mengukur keberhasilan dan bagaimana pula membandingkannya.
2. Manfaat dan Pengguna COBIT
Secara manajerial target pengguna COBIT dan manfaatnya adalah :
- Direktur dan Eksekutif
Untuk memastikan manajemen mengikuti dan mengimplementasikan strategi searah dan sejalan dengan TI.
- Manajemen
v Untuk mengambil keputusan investasi TI.
v Untuk keseimbangan resiko dan kontrol investasi.
v Untuk benchmark lingkungan TI sekarang dan masa depan.
- Pengguna
Untuk memperoleh jaminan keamanan dan control produk dan jasa yang dibutuhkan secara internal maupun eksternal.
- Auditors
v Untuk memperkuat opini untuk manajemen dalam control internal.
v Untuk memberikan saran pada control minimum yang diperlukan.
Sumber:http://razzone-azhari.blogspot.com/2014/10/penjelasan-tentang-cobit.html
2.4 Komponen Pengendalian Intern Versi COSO
Komponen Pengendalian Intern Versi COSO
COSO atau Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission memperkenalkan adanya lima komponen pengendalian intern yang meliputi Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Penilaian Resiko (Risk Assesment), Prosedur Pengendalian (Control Procedure), Pemantauan (Monitoring), serta Informasi dan Komunikasi (Information and Communication).
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain. Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajmene di dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.
2. Penilaian Resiko
Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya. Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai penentuan “bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola”. Komponen ini hendaknya mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai. Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.
3. Aktivitas Pengendalian
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:
* Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib.
* Pelimpahan tanggung jawab.
* Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait.
* Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional.
Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya dilaksanakan. Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua level dan semua fungsi yang ada di perusahaan. Meliputi : aktifitas-aktifitas persetujuan, kewenangan, verifikasi, rekonsiliasi, inspeksi atas kinerja operasional, keamanan sumberdaya (aset), pemisahan tugas dan tanggung jawab.
4. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.
Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.
Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi merupakan kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar manajemen memperoleh informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk tujuan pelaporan eksternal.
5. Pengawasan
Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi.
Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan.
Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan. Ini merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum manajemen dan aktivitas supervise. Adalah penting bahwa defisiensi pengendalian intern hendaknya dilaporkan ke atas. Dan pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen puncak dan dewan direksi.
Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis. Sistem Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas opersional perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang paling esensial dari perusahaan (organisasi).